Rabu, 06 Januari 2010

Agar Anak Tak Jadi Target Kejahatan Siber



Korban kejahatan dunia maya kembali terjadi. Marieta Nova Triani (14), atau yang dikenal dengan Nova, sejak Sabtu (6/2/2010) menghilang dari rumah keluarganya di jalan Alamanda Blok L 14, Bumi Serpong Damai, Serpong, Tangerang. Siswa sebuah SMP di Surabaya itu diduga dibawa pergi teman lelaki yang dikenalnya melalui Facebook.

Hal ini menjadi bukti bahwa dunia maya bukanlah tempat yang aman untuk bersosialisasi, terutama untuk anak yang belum cukup memahami pengaruh kebebasan di dunia maya. Peran orangtua sangat penting untuk membantu anak lebih bijak dalam mengarungi dunia maya. Lakukan hal ini jika Anda atau anak mulai menggemari aktivitas di situs jejaring sosial:

1. Batasi interaksi
Katakan kepada anak untuk tidak berinteraksi dengan seseorang yang belum pernah dikenalnya di dunia maya. Baik via SMS, Facebook, Twitter, forum diskusi, blog, chatroom, atau situs jejaring sosial lainnya.

2. Ikuti insting
Jika perasaan Anda sudah tidak merasa nyaman dengan aktivitas anak, itu merupakan pertanda Anda harus segera turun tangan. Jika memang sudah telanjur membuka pembicaraan, tanyakan kembali kepada diri sendiri, apakah orang itu cukup baik? Atau bahkan terlalu baik? Terkadang seorang psikopat bisa sangat baik dan ramah saat pertama berjumpa dengan calon korbannya. Selain itu, jangan mengikuti ajakan untuk bertemu, terlebih hanya berdua saja di tempat umum.

3. Taati peraturan dunia maya
Banyak orangtua yang sekarang membuatkan account Facebook untuk anak hanya agar sang anak tidak ketinggalan dalam pergaulan, tetapi lupa mengontrolnya. Sebaiknya, taati batasan usia untuk bergabung di situs jejaring sosial ataupun forum diskusi. Hal ini memang terdengar basi, tetapi tips konvensional ini demi keamanan anak-anak itu sendiri.

4. Buat data menjadi "private"
Di situs jejaring sosial (jika punya), jangan mencantumkan informasi yang terlalu detail. Misalnya alamat rumah, nomor telepon, alamat e-mail, alamat sekolah, jenis kelamin, dan hari ulang tahun. Buat data pribadi itu hanya terlihat oleh orang yang memang dikenal anak dengan baik.

5. Jangan menarik perhatian
Jangan membuat username yang menarik perhatian atau yang mengundang penasaran orang lain. Misalnya: sexy_cute_beautyme, hotgirls, ataupun nama-nama yang mengasosiasikan jenis kelamin dan menarik perhatian lawan jenis.

6. Hindari "chat" dengan "webcam"
Jangan menggunakan webcam untuk chatting, terlebih dengan orang yang tidak dikenal. Chatting dengan webcam bisa menggiring penggunanya dalam aktivitas cyber sex. Lawan jenis atau orang yang memiliki webcam bisa saja menjadi tidak sopan dan tidak senonoh. Jika ia memiliki kelainan jiwa, mungkin saja ia berbuat asusila dengan menunjukkan hal-hal yang porno atau memaksa si anak untuk berbuat asusila.

7. Hapus teman yang tidak dikenal
Jika seseorang yang tidak dikenal anak meminta untuk menjadi teman di situs jejaring sosial, katakan untuk menolaknya. Tawaran hadiah dan ajakan untuk bertemu harus ditolak dengan tegas. Rata-rata korban dijerat dengan iming-iming hadiah atau kado ulang tahun, setelah sebelumnya dimintai alamat sekolah atau rumahnya.

Jika orang tersebut sudah telanjur menjadi teman si anak dan dirasakan mulai mengganggu dan mengintimidasi, segera hapus ia dari daftar teman. Lakukan pemblokiran akunnya sehingga ia tidak bisa melihat akun si anak.

8. Jangan memajang foto, video, atau gambar seksi
Jangan memajang gambar atau foto dengan pose yang seksi dan merangsang lawan jenis. Memajang foto orang lain yang bukan menjadi milik kita juga bukan hal yang disarankan. Gambar-gambar atau foto merangsang ini akan mendorong anak (atau Anda sendiri) menjadi target kejahatan seksual.

Senin, 04 Januari 2010

Aduh, Si Adik Demam...


Demam sebetulnya bukan penyakit,melainkan hanya gejala dari penyakit. Demam atau panas menandakan tubuh sedang melakukan perlawanan terhadap virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Pada dasarnya demam sendiri justru baik, karena menandakan tubuh sedang melakukan perlawanan. Hanya saja, demam yang tinggi seringkali harus diwaspadai, karena bisa menyebabkan kejang demam pada sebagian bayi atau anak.

Seorang anak disebut sedang mengalami demam bila suhu tubuhnya lebih dari 37,5 derajat Celsius. Sementara ia disebut panas tinggi kalau suhu tubuhnya lebih dari 38,5 derajat Celsius. Demam bisa muncul mendadak tinggi, bisa juga berangsur-angsur panasnya meningkat. Ada beberapa tipe penyakit yang panasnya tinggi terus menerus, ada pula yang panasnya hilang timbul.

Sementara untuk kejang demam, tidak ada patokan muncul di suhu berapa, karena tidak sama pada masing-masing anak. Ada anak yang suhunya sudah 40 derajat Celsius baru kejang, tapi ada juga yang baru mulai naik panas sudah kejang, ada pula yang tidak mengalami kejang demam. Kejang demam sendiri pada umumnya tidak berbahaya. Namun, ia seringkali membuat orangtua panik. Belum lagi anak yang rewel pada saat demam. Yang harus diwaspadai jika kejang demam sering berulang. Karena setiap kali anak mengalami kejang demam, ada sel-sel otak yang rusak. Kalau sering terjadi, tentunya akan mengganggu perkembangan otak.

Orangtua masih boleh lega jika meski demam, anak masih terlihat aktif, dan mau makan-minum. Yang harus diwaspadai adalah jika anak demam tinggi, tidak mau makan-minum, dan terlihat lemas.

Untuk mengatasinya sebaiknya orangtua segera berupaya menurunkan demam anak dengan memberikan obat penurun panas, yang bisa diulang tiap 6-8 jam kemudian. Kalau panas anak tidak tinggi, boleh menunggu 2x24 jam. Kalau belum turun juga, panasnya naik-turun, atau ada kejang demam, sebaiknya segera dibawa ke dokter.

Selain obat penurun panas, bisa dibantu dengan kompres. Caranya longgarkan atau buka baju anak, jangan diselimuti, kemudian kompres dengan air hangat bersuhu sekitar 25 derajat (suam-suam kuku). Seka seluruh tubuh seperti mandi, atau boleh dengan meletakkan kain basah di ketiak, lipatan paha, atau leher kiri-kanan. Kadang-kadang anak tidak betah diberi kompres, jadi lebih baik diseka-seka saja. Hindari mengompres dengan air dingin atau air es, karena anak justru bisa menggigil kedinginan. Anak juga sebaiknya diberi banyak air minum.

Kenali Dulu
- Sediakan selalu obat penurun panas dan obat batuk-pilek di rumah.
- Jika anak diare, berikan oralit dan beri ia minum banyak-banyak.
- Orangtua harus tahu cara penanganan demam yang benar. yang disebut demam adalah jika suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius. Beri obat penurun panas ketika suhu sudah lebih dari 38 derajat Celsius. Bantu dengan kompres air hangat.
- Tanda-tanda dehidrasi: Anak rewel, lemas, tidak mau makan, tidak mau minum, buang air kecil berkurang. Jangan diberi obat penghenti diare, karena justru bisa berbahaya. Yang penting mengganti cairan tubuh dengan oralit.